Tuesday, August 6, 2019

Materi Teknologi Persiapan Pertenunan

TEKNOLOGI PERSIAPAN PERTENUNAN

Tujuan Persiapan Pertenunan :
- Untuk mempersiapkan gulungan benang lusi dan benang pakan supaya sesuai dengan proses berikutnya
- Meningkatkan mutu benang, agar pada proses pertenunan tidak mengalami kesulitan
- Meningkatkan daya tenun

Hasil akhir :
1. Benang lusi dalam bentuk beam
2. Benang pakan dalam bentuk cone/cheese/palet

Penyebab Alur Proses Pertenunan Berbeda-beda :
• Tergantung jenis mesin yang digunakan
• Tergantung jenis benang yang di proses
• kontruksi kain tenun
• Tergantung skala industri

Proses Persiapan Pertenunan :
1. Winding (Pengelosan)
Tujuan:
- Mengubah bentuk volume gulungan yang disesuaikan dengan kebutuhan selanjutnya
- Meningkatkan mutu benang
Parameter winding:
- Tegangan
- Yarn speed

2. Twisting (Penggintiran)
Twisting/Penggintiran merupakan proses menggabungkan 2 helai benang atau lebih,  kemudian diberi antihan/puntiran (twist) dalam jumlah tertentu dan panjang tertentu

Tujuan:
• Meningkatkan kekuatan benang
• Memperbesar diameter benang
• Memperoleh efek tertentu
• Memperoleh benang hias (fancy yarn)

Variabel:
- RPM spindle
- Kecepatan permukaan delivery roll

Arah twist : arah yang menunjukkan garis-garis diagonal pada benang setelah benang mengalami puntiran

Metode penggintiran:
¹ Secara langsung (Direct twisting)
Proses pemberian antihan pada 2 atau 3 helai benang-benang tunggal yang langsung dilakukan pada mesin twisting itu sendiri
² Secara tidak langsung (Indirect twisting)
Suatu proses pemberian antihan dimana benang yang dipasang pada mesin twisting telah mengalami proses perangkapan terlebih dahulu pada mesin doubling.
Bahan baku: benang rangkap 2 atau lebih

Macam-macam penggintiran:
Berdasarkan posisi penempatan bahan baku dan penempatan benang hasil penggintiran
¹ Penggintiran turun (Down twister)
Pemberian antihan pada benang dapat dilakukan dengan menempatkan bahan baku yang akan digintir pada bagian atas mesin dan benang hasil penggintiran dibawah
² Penggintiran naik (Up twister)
Menempatkan bahan baku yang akan digintir pada bagian bawah mesin dan hasil penggintiran diatas
Parameter twisting:
- Arah twis
- Yarn speed

3. Warping (Penghanian)
Tujuan: untuk menggulung benang lusi dengan gulungan sejajar pada beam lusi

Terdapat 3 jenis mesin hani:
√ Sectional Warping
- Menggulung benang lusi dengan arah gulungan sejajar pada beam lusi
- Untuk kain warna-warni
# sisir hani : untuk mengatur tetal lusi, lebar band, cucukan berkelompok
# sisir silam : untuk memisahkan benang ganjil dan benang genap
√Direct Warping
- Menghani dengan tetal yang sebenarnya tetapi tidak lebar yang sebenarnya
- Untuk kain grey, polos,  dll
# sisir ekspansi : untuk mengatur lebar penghanian (zig-zag)
√ Bal Warping

4. Sizing (Penganjian)
Tujuan : Untuk meningkatkan daya tenun (weave ability) pada proses pertenunan

#Apakah benang lusi harus dikanji?
Tidak, jika benang sudah kuat / telah melewati proses twisting tidak usah dikanji,  jika benang halus maka perlu dilakukan penganjian

# Daya tenun meningkat karena:
- Bulu-bulu benang menjadi tidur (Spun yarn)
- Sifat licin benang bertambah
- Friksi antar serat bertambah
- Daya tahan gosok benang bertambah
- Kekuatan tarik benang bertambah
- Benang menjadi lebih kompak (Filamen)

# Macam-macam obat kanji:
• kanji alam
Contoh: tapioka, tepung, jagung, terigu, kentang
Sifat: daya penetrasi kurang sehingga menempel dipermukaan, lebih murah
• kanji buatan/sintetis
Contoh: PVA, PVC, CMC
Sifat: Penetrasi Bagus
Sehingga kanji alam digabung dengan kanji buatan

# Syarat obat kanji:
- Dapat menaikan kekuatan
- Memiliki kestabilan viskositas
- Dapat membentuk lapisan film yang rata
- Daya penetrasi
- Daya rekat
- Tahan jamur dan bakteri
- Zat pelemas,  agar film flexible
- Mengandung zat anti statis (benang sintetik)
- Daya absorpsi air
- Mudah dihilangkan
- Memiliki harga yang wajar

# Cara penganjian
• Dengan tangan : kanji mentah,  kanji masak
• Dengan mesin : kanji per helai, kanji per beam/boom

# 4 bagian pada proses sizing:
¹ Proses penguluran
- Semua boom/beam berputar searah
(putus benang mudah dicari, tegangan tidak rata)
- Boom/beam yang bernomor ganjil berlawanan arah dengan beam genap
(tegangan sama, susah mencari benang putus)
- Beam yang ganjil terletak diatas beam genap
(tegangan relatif sama, putus benang sulit dicari, butuh tenaga tambahan untuk menyimpan beam atas)

² Proses penganjian ( pada size box)
Menggunakan 1 atau 2 size box. Perlu diingat jika menggunakan 2 SIZE BOX UNTUK TETAL LUSI YANG TINGGI

³ Proses Pengeringan
Terdapat 2 jenis pengeringan
- Kamar pengering (Chamber Dryer)
Setelah benang di kanji, masuk ke proses pengeringan dengan kamar pengering
(Waktu lama,  benang aman)
- Silinder pengering (Cylinder Dryer)
Setelah benang di kanji, masuk ke proses pengeringan dengan silinder pengering
(Waktu cepat,  benang kurang aman)

4. Pemisahan benang kering dan penggulungan pada beam

# Size Pick Up (SPU-%) / Size Add-On
- Menunjukkan banyaknya kandungan kanji pada benang
- Akan menentukan bagus atau tidaknya kanji serta ongkos

# Size Content (SC-%)
- Menunjukkan perbandingan resep kanji terhadap banyaknya air
- Umumnya SPU < SC

# Bagus tidaknya kanji ditentukan oleh :
¹ Ditentukan oleh terjadinya peningkatan kekuatan benang
² Ditentukan oleh terjadinya peningkatan tahan gosok benang
³ Menurunnya jumlah putus lusi pada pertenunan

# Refractometer : alat untuk mengukur kekuatan kanji

# Visco-Cup : alat untuk mengecek kekentalan kanji

# Faktor penyusunan resep kanji
¹ Fabric impact:
- Bahan benang lusi / jenis serat(woll, cotton)
- Jenis benang (Open End, ring spinning, hairyness, tensile strength)
- Kontruksi kain (anyaman)
- Tetal lusi dan tetal pakan ("/cm)
- Tergantung No benang

² Mekanikal impact:
- Gesekan serat pada bahan logam
- Gesekan serat dengan serat (antara lusi dan pakan yang bergerak)
- Proses peregangan selama proses pertenunan

³ Mechinery impact:
- Jenis mesin tenun (shuttle/shuttleless/media peluncuran benang pakan, kecepatan mesin tenun)
- Kondisi ruangan pertenunan
- Jenis mesin kanji ( 1 atau 2 size box)
- Kapasitas beam ( diameter beam tidak boleh < 40% dan >80%)
- Wet size pick-up (Proses pembasahan)
- Kecepatan mesin sizing

# Parameter Sizing:
- Peningkatan daya tenun
- Viskositas
- Size pick-up
- Tegangan
- Kecepatan / Yarn speed
- Suhu

5. Beaming (Penggabungan beam)

6. Drawing-in (Pencucukan)
Tujuan:
- Memasukan benang lusi ke dalam droper, mata gun dan sisir tenun sesuai rencana tenun
- Mempersiapkan pemasangan

#droper : sensor lusi jika putus atau penjaga lusi putus. Menjaga kualitas kain dari putus lusi
#mata gun: untuk menaikan dan menurunkan benang lusi
Jumlah gun berbeda-beda tergantung dari anyaman
Jumlah minimum gun = 2 gun
- pakan bertambah = panjang kain bertambah
- lusi bertambah = lebar kain bertambah

Proses pencucukan tergantung pada jenis mesin yang digunakan
Efek lusi yang berbeda dicucuk pada kamran yang lain
Efek lusi yang sama dicucuk pada kamran yang sama

7. Pirn Winding (Pemaletan)
- Untuk membuat gulungan benang pakan (gulungan palet) yang dipasang pada ATM teropong (shuttle)
- Merubah bentuk gulungan cone menjadi palet

Traverse : menggerakan benang agar gulungan rata
Yarn guide : sensor benang putus
Tension: agar benang / gulungan tidak gembos
Tying : alat untuk menyambung lusi
JIKA MESIN TENUN SHUTTLELESS TIDAK ADA PRIN WINDING

8. Vacum Heat Set
Untuk menghilangkan crinkle

9. Leasing (Pemisahan benang lusi)
Pemisahan antara benang lusi ganjil dan benang lusi genap

No comments:

Post a Comment

LAPORAN PENGUJIAN GRADE BENANG KAPAS