PENGUJIAN KETIDAKRATAAN BENANG
MAKSUD DAN TUJUAN
Mahasiswa dapat menguji ketidakrataan dan impuritis benang contoh uji dengan menggunakan alat Uster Evenness Tester
TEORI DASAR
Kerataan benang merupakan salah satu factor yang sangat menentukan kemampuan teknis pada proses selanjutnya dan mutu kain (kenampakan) yang dihasilkan. Ketidakrataan benang adalah suatu ukuran mutu benang yang menyatakan besarnya penyimpangan masa pada panjang tertentu, yang keberadaannya tidak mungkin dapat dihindari.
Variasi ketidakrataan menurut salah satu teori menyatakan ada 2 kategori variasi ketidakrataan benang, yaitu variasi jangka pendek ( short term ) dan variasi jangka panjang (long term). Variasi jangka pendek adalah variasi yang kira-kira sama dengan draft elemen. Sedangkan variasi jangka panjang yaitu variasi yang lebih besar dari draft sebelumnya. Oleh karena itu variasi jangka pendek pada bahan yang disuapkan ke dalam mesin akan berubah menjadi variasi jangka panjang pada bahan yang dihasilkan. Sebagi contoh variasi jangka pendek pada sliver akan menjadi variasi jangka panjang pada benang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerataan benang
1. Panjang serat
Panjang serat dan distribusi panjang serat langsung mempengaruhi setting rol draft dan akan mempengaruhi pula kerataan benang yang dihasilkan. Ketidakrataan yang bersumber pada hal ini disebut drafting waves.
2. Kerataan panjang serat (uniformity ratio/UR)
Serat makin rata panjangnya maka seting mesin akan lebih mudah dan proses akan lebih lancer sehingga benang yang dihasilkan akan lebih rata.
3. Kehalusan serat
Kehalusan serat mempengarughi kerataan benang karena kehalusan serat menentukan jumlah serat pada setiap penampang benang. Dengan kehalusan serat yang sama, pada penampang benang yang luas, jumlah seranya banyak, sedangjkan pada penampang benang yang lebih sempit, jumlah seratnya lebih sedikit.
4. Mesin
Banyaknya gerakan mekanik yang diterima serat mulai dari mesin bale opener, cleaner, carding, drawing, roving hingga ring spinning menyebabkan penurunan kualitas serat. Penyetelan dan perawatan mesin yang kurang baik mudah menyebabkan ketidakrataan. Misalnya pada penyetelan jarak antar-rol drafting yang tidak sesuai dengan effective length pada distribusi panjang serat akan menyebabkan crecking atau floating yang akhirnya meghasilkan ketidakrataan benang.
Penekanan ketidakrataan benang harus dimuali dari awal proses pengolahan serat, yaitu di mesin blowing yang menghasilkan lap. Dengan melalui rangkaian proses panjang line ring spinning yang sama, lap yang rata akan menghasilkan benang yang lebih rata dibanding lap yang tidak rata.
Alat yang biasa dipakai untuk mengukur katdakrataan benang adalah Uster Evenness Tester salah satu alat yang menggunakan system capacitance, yang dibuat oleh “Zellweger Uster”.
Alat ini terdiri dari :
- Eveness tester (GGP), merupakan alat induk yang dilengkapi dengan
- Recorder (Reg. GGP), untuk mencatat grafik ketidakrataan bahan
- Integrator (ITG), yang mencatat lansung harga-harga ketdakrataan U% atau CV%
- Spectograph (SPG) dan recordernya (Reg SPG), yang mencatat periodicity dari bahan yang diuji dan
- Imperfection indicator (IP), yang mencatat banyaknya bagian benang yang tebal atau yang tipis setiap panjang tertentu.
Prinsip bekerjanya Uster Evenness Tester adalah pada alat ini terdapat condenser-condensor atau measuring comb yang terdiri dari 8 slot, tiap slot terdiri dari pelal sejajar (electrode) yang saling berhadapan. Electrode tersebut dialiri voltage dan ditengahnya dilalukan bahan tekstil, maka medan akan diperkuat yang dapat dilihat pada perubahan aliran listriknya pada skala ammeter yang telah dihubungkan.
ALAT DAN BAHAN
Uster Evenness Tester
CARA KERJA
1. Setting Alat
- Panaskan alat selama ½ jam (30menit) dengan urutan :
Tekan tombol “ON” (main suply) pada evenestester
Tekan tombol “ON” (main suply) pada integrator
Tekan tombol “ON” (main suply) pada imperfection indicator
Tekan tombol “ON” (main suply) pada spectograph
- Mengatur Range of Scale pada posisi + 100 %
- Mengatur tombol output pada posisi ON, service selector pada Adjustment
- Mengatur tombol Adjustment without Material sehingga jarum pada posisi -100 %
- Mengatur tombol service selector pada Normal Test
- Pasang benang sesuai slot(slot No 7)
- Mengatur speed pada 100 m/menit
- Menjalankan mesin, mengatur tombol Average Value sehingga jarum bergerak + pada posisi seimbang di nol
- Mencatat setting, yaitu berupa:
Speed,
Range of Scale,
Slot No
Average Value
2. Pengujian Ketidakrataan Benang
- Menyesuaikan Range of Scale antara Eveness Tester dengan Integrator
- Memutar tombol Evaluating Time pada Integrator pada posisi nol, Membiarkan jarum sampai posisi terendah
- Melepaskan Evaluating Time bersamaan menjalankan mesin. Mengawasi ketidakrataan pada Integrator setelah 1 menit
- Mengulangi pekerjaan sebanyak 5 kali
3. Pengujian Imperfectin Indicator (IPI)
- Menyesuaikan speed pada Eveness Tester dengan speed pada IPI
Mengatur tombol:
Thick places pada posisi 2
Thin places pada posisi 50 %
Nep pada posisi 2
- Menenkan tombol thin, thick, dan nep sehingga angka akan terbaca pada nol
- Memutar Evaluating Time pada posisi 10 (10 menit), biarkan sampai lampu indicator menyala
- Menjalankan mesin sampai lampu indicator mati
- Membaca jumlah thin place, thick place, dan nep.
DATA PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN
Average value = 26,6
Kecepatan = 100 m / menit
Slot yang digunakan = 7
Thin place/1000 m = 1
Thick place/1000 m = 0
Neps/1000 m = 5
DISKUSI
Pada praktikum ini praktikan mengalami kedala yaitu benang yang tergulung pada penggulungan keluar pada lintasan dan harus memberhentikan mesin sehingga benang harus diganti tanpa mengulangi pengujian, namun waktu terus berputar karena tidak ditahan dan membuat data tidak valid sehingga mengulangi praktikum.
KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum pengujian ketidakrataan benang, dapat disimpulkan:
Thin place/1000 m = 1
Thick place/1000 m = 0
Neps/1000 m = 5
S ( Standar Deviation) = 0,250
CV ( Coefficient Variation) = 2,6 %
DAFTAR PUSTAKA
Moerdoko Wibowo, S. Teks, Dkk, Evaluasi Tekstil bagian fisika, Institut Teklnologi Tekstil, Bandung, 1973.
ITT, Standar Cara Pengujian dan Toleransi Benang Kapas, Bandung, 1968.
Bahan Ajar Praktek Evaluasi Tekstil II ( Evaluasi Benang ). Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil, Bandung; 2006.
No comments:
Post a Comment